Pada era baru ini, mungkin hubungan negara
Indonesia-Malaysia sedang kacau dan sering kacau. Disini penghuni Gubug Reyot ingin menyoroti masalah itu. Ya kalao salah, mohon diampuni ya mas mas ngganteng dan mbak cantik.
Maklum, saya ini orang desa yang nyewa tempat di kota Blogosphere yang juga ingin berpendapat, ngobrolin ini itu ndak jelas dan aseli ndak penting blas.
Setelah melihat forum sana sini, melihat tulisan di gedung megah blogger sana-sini, melihat indahnya
pisuhan atau cemoohan sana-sini, bibir ini kok tersenyum sendiri. Lha bagemana
piye, mereka saling beradu kata-kata kotor, jurus-jurus andalan cemoohan, seperti Naruto yang mengeluarkan jurus bayangan atau
Kage Bunshin buat melawan Sasuke. Atau saat Son Goku melawan Pikoruro (Picollo-
yang bener) dan mengeluarkan
kamehameha tingkat sejuta koma dua tujuh. Hmm… Antar teman seperjuangan kok pada berantem yah tokoh
anime seru ini? Pasti yang pernah jadi anak-anak dulu juga tahu cerita
anime populer dari Jepang ini.
Clrett, ctaarrrr…zzzz…. Ini judulnya
Orang Indonesia Dimata Orang Malaysia kok ngelantur ke
anime… Emang GJ (bukan
good job) yang punya Gubug. Hmm, yasudlah mari mari ke topik pembicaraan.
Sik ya saya
cam Kopi Reyotnya buat menemani obrolan endak penting ini… cuurr, kletek kletek kletek… hmm, harum..
Monggo dinikmati…
Mbalik lagi ke topik, saat ini mungkin masih banyak obrolan-obrolan
baru yang mengandung unsur olok-mengolok. Saya habis bertamu ke forum-forum/blog Kaskus.us, Fesbuk grup, Topix.com, Jahu.net, Malingsia.com,
de el el. Kebanyakan mereka saling adu jurus masing-masing untuk menghujat, namun ada juga yang menjadi penengah atau netral tentang pergulatan
orang Indonesia dengan orang Malaysia ini. Selidik demi selidik, yang beradu jurus tersebut adalah
“anak-anak muda” Indonesia dan Malaysia. Ada juga yang “memakai topeng
The Mask” untuk memperkuat jurusnya, yaitu dengan menyamar jadi “Indon” buat yang Malaysia, atau “berubah” menjadi “Malingsia” buat yang Indonesia (mohon maaf saya menulis ada apanya, eh salah, apa adanya
ding). Tentunya ndak ada pak SBY, pak Najib Razak, atau pak Mizan Zainal Abidin disana.
Saya hanya tersenyum saja melihat mereka berantem. Lha saya ngurusi Gubug Reyot ini saja kewalahan kok mau ikut-ikutan perang sesama manusia. Saya hanya bisa melihat dan berkomentar di dalam hati sesuai hati nurani. Bukannya saya mau mengolok-olok Malaysia juga (saya orang
Endonesa tulen yang hidup diantara gedung bertingkat), namun ndak saya pungkiri,
dulu saya waktu masih imut kayak marmut dan belum tinggal di gubug reyot ini juga pernah berargumen dalam hati yang intinya mengolok-olok Malaysia. Namun sekarang, saat saya sudah terbangun gara-gara atap gubug reyot ini bocor, saya cari-cari pikiran yang suka ngolok-olok itu kok ndak ada ya? Ndak ngerti
ndelesep kemana…
Yang menjadi pertanyaan saya dalam hati, apa ada ya
manusia-manusia Indonesia maupun Malaysia yang berfikiran sama seperti saya sekarang. Menjunjung tinggi nilai persahabatan, saling menghormati dan menghargai, dan mendahulukan hati nurani sebelum bertindak/mengeluarkan jurus sakti masing-masing untuk saling menjatuhkan? Kita semua kan manusia, punya hati punya rasa, punya urusan sendiri yang mungkin orang lain akan sulit untuk mengerti kita, punya kewajiban, punya tanggung jawab entah kepada keluarga (anak istri) maupun tuntutan hidup lainnya, dan sedikit berimajinasi menjadi seseorang diposisi yang disini dianggap sebagai “lawan”. Bukannya saya sok baik, sok imut, sok bijaksana, namun aseli dalam hati saya saat ini ndak ada pikiran buruk tentang Malaysia. (Sampeyan boleh mengolok saya kalao ndak percaya sama saya).
Selidik demi selidik [lagi], ternyata saya punya teman Malaysia di akun Fesbuk. Jumlahnya ndak Cuma satu dua, namun puluhan. Mereka add saya karena keikhlasan, padahal mereka tahu saya ini Indonesian tulen, tepatnya
wong Jowo yang belum bisa
Njawani. Tapi kok ya tetap di-
et juga Fesbuk saya. Kan saya bukan apa-apa, ndak punya barang berharga buat mereka minta, cuman seorang biyasa yang tinggal di gubug renta. Nah, tadi ndak tahu ada angin apa, salah satu dari orang Malaysia ini mengajak
cetingan sama saya. Ini cetingannya ndak saya ubah
blas:
Lista
hai mas sihat
9:11amMasbeken
hai
sihat
sehat
?
9:13amLista
bandar macam mana
ok
9:13amMasbeken
belum saya lihat
9:13amLista
lihat dahulu
9:14amMasbeken
oke
9:23amMasbeken
your city is cool
9:24amLista
lawat city orang lain
9:24amMasbeken
9:25amLista
tamabah pembaikan city
9:25amMasbeken
iya
9:25amLista
bagus
9:25amMasbeken
kok fotomu tidak ada?
9:26amLista
belum di masukkan lagi
9:26amMasbeken
hehehe
9:27amLista
mas kamu lelaki atau perempuan
9:27amMasbeken
lelaki, kan “mas”, kalau perempuan “mbak”
9:28amLista
ha ha ha
9:28amMasbeken
yeee, ketawa
kamu orang Malaysia ya?
9:28amLista
betul
9:29amMasbeken
hehe
lelaki juga?
9:29amLista
betul
9:29amMasbeken
namanya kok mirip cewek?
9:29amLista
nostalgia lama
9:29amMasbeken
wow
ex?
hmm… mas Lista, apa pandangan orang Malaysia ke orang Indonesia tetap uruk disana?
buruk
saya lihat di forum2 kok begitu ya…
seperti mau perang saja
9:32amLista
dengar boleh, percaya jangan
9:32amMasbeken
ok
saya juga berfikir begitu, tidak semua orang malaysia benci indonesia
juga sebaliknya
9:33amLista
sebab orang orang itu tidak boleh lihat kita senang (damai)
9:33amMasbeken
pasti sebagian besar saling menghormati dan menghargai…
9:33amLista
betul
9:33amMasbeken
YUP!!!
ada sekelompok kecil orang yang tidak suka…
9:34amLista
saya akui
9:34amMasbeken
sekelompok kecil orang di pemerintahan, maupun forum2 yang suka memprovokasi
anda sudah bekerja?
9:35amLista
betul. kita harus berpandangan terbuka dan perfikiran luas
9:35amMasbeken
9:36amLista
masa ini sedang berkerja
9:36amMasbeken
kok bermain feisbuk? :p
9:37amLista
hiburan sambil kerja
9:37amMasbeken
hehehe
saya masih belajar, kuliah. tapi ini sedang libur. banyak orang Malaysia kuliah disini.
9:37amLista
sorry la kalau lambat
9:37amMasbeken
nevermind
9:37amLista
di mana tu
9:38amMasbeken
di Surabaya, Airlangga University
saya juga punya saudara di Kuala Lumpur
9:38amLista
teruskan impian mu semoga berjaya
9:39amMasbeken
oh iya, yang belajar disini banyak yang mengambil jurusan Kedokteran dan farmasi
okelah kalo begitu
9:41amLista
kuala lumpur di mana tempatnya
9:41amMasbeken
saya tidak tahu..
hehe
belum pernah kesana, jadi tidak tahu
9:42amLista
kuala lumpur luas
9:42amMasbeken
iya
anda juga Kuala Lumpur?
9:42amLista
saya kerja dulu ya, nanti kita chat
9:42amMasbeken
oke oke
selamat bekerja
salam hangat dari Indonesia
Waow, panjang sekali ya, maap mbak cantik dan mas ngganteng sekaliyan. Saya cuman mau
syering aja kok, jadi ndak saya tambahi atau saya kurangi
cettingan tadi. Hmm… Bisa dilihat kan, betapa ada seorang WNM (warga negara Malaysia) yang memiliki pikiran sama seperti saya. Bisa berfikir positif dan terbuka lebar selebar jendela
Gubug Reyot dunia. Saya yakin, di Malaysia banyak orang yang berfikiran seperti itu. Banyak yang menghargai orang Indonesia, banyak yang selalu positif dalam menanggapi segala masalah yang ada.
Terus yang saya tidak habis pikir, kenapa banyak yang saling adu jurus ya? Saya tidak menyalahkan sampeyan yang “pernah ikut” dalam adu jurus ini. Namun saya cuman bertanya, apa sih masalah utamanya kok bisa seperti itu? Apa karena budaya Indonesia dicuri Malaysia? Apa karena kasus Ambalat? Apa karena orang Indonesia yang bekerja sebagai pembantu di Malaysia disakiti? Kalau jawabnya “YA”, coba
sampeyan hitung dulu lah orang Malaysia dan Indonesia jumlahnya berapa. Terus
sampeyan itung juga jumlah huruf di forum-forum yang sedang adu jurus itu. Terakhir bandingkan. Pasti jumlahnya masih banyak orang Malaysia+Indonesia yang tidak menulis atau ikut campur dalam masalah ini. (
Yo iyolah, ngawur cara ini) Tapi setidaknya meyakinkan mbak-mbak nan Ayu dan mas Ngganteng supaya berfikir positif menyikapi masalah ini. (Kalo ndak setuju dengan cara saya membandingkan, ndak usah dihitung detailnya ya?) Heee..
Sekali lagi kita lihat kutipan
cettingan saya dengan Mas Lista tadi. Beliau mengatakan, “sebab orang orang itu tidak boleh lihat kita senang (damai)”, dan, “betul. kita harus berpandangan terbuka dan perfikiran luas”. Nah, orang Malaysia sendiri lo ini yang bilang. Dia bisa berkata bijak seperti itu, itu kata-kata yang menurut saya “ajaib”. Bayangkan saja, setelah
ngubek-ngubek forum dan blog yang berisi cacian, makian, kata-kata kotor, bahkan orang yang netral juga dimaki-maki, saya menemukan seorang yang memberi titik terang dan sangat ajaib pagi tadi.
Dunia ini semakin maju, dunia ini menuju pasar bebas, Indonesia dan Malaysia juga. Suatu saat kita pasti akan bertemu dengan orang-orang yang “mungkin” kita benci. Namun sebelum kita membenci seseorang, alangkah baiknya kan kalau kita mengenal orang itu lebih jauh? Kalau saya tanya, sampeyan lebih suka menambah teman hidup atau musuh hidup hayo?
Seorang Salah Al Deen Al Ayubi atau Saladin, pangeran perang Islam terkemuka yang pernah menang perang Salib saja pernah memberikan seekor kuda kepada King Richard (raja Inggris) saat di tengah-tengah perang (King Richard itu musuhnya lo :p). Masak di dunia yang sudah maju dan sejarah Saladin yang begitu bijaksana sudah berdengung keras di dunia (sampai difilmkan), terus kita ndak mau tahu dan ndak mau mengambil kesimpulan dari cerita sejarah itu?
Cuma mau nambahi sedikit, kalao ditanya kenapa mereka melakukan provokasi-provokasi tersebut, saya hanya bisa njawab untuk orang Malaysia yang mungkin pernah dirampok dan negaranya dilanggar aturannya, “paling-paling orang Indonesia yang melanggar itu sedang khilaf, sedang butuh uang untuk hidupnya, sedang dipaksa perutnya yang kosong untuk melakukan tindak pelanggaran, coba ditanya pada hati nurani masing-masing, kalau Anda berada di posisi itu, apa yang akan Anda lakukan?”. Terus buat orang Indonesia yang merasa budaya kita dicuri oleh orang Malaysia, “paling mereka suka dengan budaya kita, kan orang Ponorogo banyak yang kerja dan menetap disana, terus menjadi dua kewarganegaraan Indonesia-Malaysia(dulu bisa lo menjadi dwi kewarganegaraan). Jadi orang Malaysia juga merasa memiliki sebagian kesenian daerah kita karena saking seringnya orang-orang dari Ponorogo menampilkan Kesenian Reog disana. Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah pencurian budaya? Ya kita cintai dan lestarikan lah budaya kita, jangan ditelantarkan, saat sudah diklaim saja kita berontak”. Toh andai saja memang budaya kita ditiru, kita harus bangga dong mas, berarti budaya kita sangat bagus hingga ditiru oleh negara lain? Betul ndak?
Intinya mari kita berfikiran positif saja, jangan menambah dan memperpanjang daftar masalah dalam hidup kita. Hidup kan ibarat mampir
ngombe alias mampir minum di bumi ini
. Kalao kita ndak pergunakan sebaik-baiknya, kita bakalan rugi kan?
Yawes mas ngganteng dan mbak cantik, sampai disini saja obrolan kita. Sudah puanjang banget obrolannya, sampe kopi Reyotnya dingin ini. Monggo to diminum, jangan sungkan-sungkan. Silakan juga berdiskusi di kolom komentar. Silakan mengolok-olok saya kalau itu diperlukan, hehe… Saya menerima
kerupuk keritikan pedes kok,
Pokoknya kalo bisa Gubug Reyot ini jangan dibakar saja,
mosok tego yo sudah Reyot gini mau dibakar…?